ads

Sering Mengkonsumsi Ibuprofen Diklaim Bisa Membuat Buah Zakar Mengerut

Sering Mengkonsumsi Ibuprofen Diklaim Bisa Membuat Buah Zakar Mengerut

SARANA118
AGEN TOGEL - Indonesia - Para ilmuwan mengungkapkan bahwa ibuprofen bisa berbahaya bagi kesuburan pria.

Tidak hanya berbahaya bagi kesuburan, tetapi ibuprofen berpotensi membuat testis pria mengerut.

Ibuprofen adalah pereda nyeri dan sakit untuk sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, nyeri otot, atau radang sendi.

Ketika obat akan bekerja untuk meringankan sinyal sakit kepala di otak, ibuprofen juga akan mengurangi hormon seks pria, testosteron. Penurunan testosteron dapat menyebabkan testis berkontraksi.

LIVE CASINO - Sebuah penelitian terbaru yang telah dilakukan pada responden pria berusia 18-35 tahun menunjukkan bahwa konsumsi ibuprofen akan meningkatkan risiko hipogonadisme, suatu kondisi yang menyebabkan peningkatan kadar hormon luteinizing (LH) dibandingkan dengan testosteron.

LH sendiri bertugas merangsang produksi testosteron, sehingga kadar LH yang tinggi akan 'menipu' tubuh sehingga hormon testosteron tubuh dianggap berfungsi.

Hipogonad biasanya hanya terjadi pada orang tua atau perokok, tetapi konsumsi ibuprofen akan menyebabkan risiko pada orang yang lebih muda.

Para ilmuwan lain juga telah memeriksa sekitar 31 responden pria dan menemukan bahwa mengonsumsi ibuprofen akan mengurangi produksi testosteron setelah enam minggu penggunaan.

BANDAR TOGEL - Responden tersebut dibagi menjadi dua kelompok, sekitar 14 orang mengkonsumsi 600 mg ibuprofen dua kali sehari selama dua minggu sebelumnya, dan 30 hari setelah latihan. Dan responden lain bertindak sebagai kontrol.

Setelah 14 hari, tes darah akan menunjukkan bahwa ada penurunan testosteron 18 persen pada responden yang menggunakan ibuprofen. Jumlah penurunan meningkat menjadi 23 persen setelah 44 hari.

JUDI ONLINE - Melalui uji klinis untuk pria muda yang 'terpapar' ibuprofen ', kami telah menunjukkan hasil analgesik dalam kondisi klinis yang disebut dengan kompensasi hypogonadism, kata David Kristensen dari Universitas Copenhagen, dikutip dari Metro.

0 comments:

Posting Komentar